Rabu, 17 April 2013

peran cahaya dan suara terhadap air laut

Pengaruh Cahaya pada Warna Laut 

       Cahaya matahari matahari terdiri dari tujuh warna (merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, ultraviolet). Masing-masing warna memiliki panjang gelombang tersendiri. Kemampuan cahaya untuk menembus air tergantung pada panjang gelombangnya. Semakin pendek gelombang cahaya maka akan semakin besar kekuatannya untuk menembus air. Karena itu, cahaya warna merah akan terserap pada kedalaman kurang dari 20 meter, dan setelah itu keberadaanya tersembunyi atau tidak terlihat. Disinilah mulai muncul kegelapan warna merah. Seandainya ada penyelam yang terluka dan berdarah di kedalaman kurang lebih 25 meter maka akan terlihat darah berwarna hitam bukan merah dikarenakan warna merah sudah tidak mampu menembus pada kedalaman tersebut. 

     Cahaya warna oranye terserap pada sekitar kedalaman 30 meter, setelah ada kegelapan warna merah maka di bawahnya ada kegelapan warna oranye. Cahaya warna kuning terserap pada kedalaman 50 meter. Cahaya warna hijau terserap pada sekitar kedalaman 100 meter. Pada kedalaman 200 meter cahaya warna biru terserap dan begitu seterusnya. Dengan demikian, terciptalah kegelapan warna chaya matahari di lautan secara berlapis-lapis, yang disebabkan air menyerap warna pada kedalaman yang berbeda-beda. Kegelapan di laut dalam semakin bertambah seiring kedalaman laut, hingga didominasi kegelapan pekat yang dimulai dari kedalaman lebih dari 200 meter. Pada kedalaman ini dimulai penurunan suhu yang memisahkan antara air permukaan yang hangat dan air kedalaman yang dingin. Selain itu, pada kedalaman ini terdapat gelombang dalam yang menutupi air dingin di kedalaman laur. Lalu cahaya tidak ada sama sekali pada kedalaman lebih dari 1000 meter. Terkait dengan sebaran kegelapan di kedalaman laut, para nelayan menemukan bahwa cahaya terhisap bahkan pada perairan yang jernih, bahwa dasar laut yang miring dan berpasir putih itu berubah warnanya secara bertahap, hingga tersembunyi secara total seiring bertambahnya kedalaman, dan bahwa tembusan cahaya itu berbanding terbalik dengan bertambahnya kedalaman. Cahaya yang kita lihat di sini dari gambar di atas, berasal dari matahari dan terserap oleh awan, yang kemudian hanya memancarkan sebagian dari cahaya, yang mengakibatkan adanya lapisan kegelapan di bawah awan. Ini adalah lapisan pertama dari kegelapan. Kemudian ketika cahaya mencapai permukaan lautan, cahaya ini dipantulkan oleh permukaan gelombang yang memberikan efek terlihat berkilau. Dari sini dapat diketahui bahwa ketika ada gelombang, intensitas pemantulan tergantung pada ketajaman sudut dari gelombang. Oleh karena itu, gelombanglah yang memantulkan cahaya dan juga menyebabkan kegelapan. Cahaya yang tidak dipantulkan masuk ke kedalaman lautan, makanya kita bagi lautan menjadi dua lapisan pokok, permukaan lautan dan kedalaman lautan. Permukaan lautan memantulkan cahaya dan hangat, sedangkan kedalaman lautan memiliki sifat kegelapan. Jika dilihat dari paparan di atas, pertanyaan anak kecil tadi seolah sudah mendapat secercah titik terang. Air laut bisa berwarna biru karena lapisan air menyerap gelombang cahaya matahari (mejikuhibiniu). Dan molekul – molekul air ini menyerap warna – warna tersebut dan menyisakan warna biru karena cahaya warna biru memiliki panjang gelombang yang paling panjang dibandingkan warna – warna lainnya. Jangan berharap kamu bisa melihat warna biru pada sebuah gelas yang terisi air, karena lapisan air yang terdapat di segelas air tidak cukup untuk untuk menyerap warna cahaya yang diterima. Selain itu dalam air laut mengandung banyak sekali partikel – partikel, mulai dari ikan, karang, plankton, dan biota laut lainnya. Serta ada juga zat organic terlarut yang dalam istilah Jerman disebut gelbstoff. Materi – materi inilah yang menyebabkan penyerapan cahaya matahari sehingga hanya menyisakan warna “dark blue” pada lautan. Selain penyerapan atau adsorpsi cahaya, warna laut juga disebabkan oleh penghamburan cahaya oleh makhluk – makhluk mikro di laut seperti fitoplankton (tumbuhan sangat kecil) dan zooplankton (hewan sangat kecil). semua faktor tersebutlah yang menyebabkan warna laut menjadi biru cerah kehijauan di daerah perairan laut tropis termasuk di Indonesia. Cahaya matahari yang berlimpah dan iklim panas sangat baik bagi pertumbuhan plankton, dan hal ini lebih menguatkan lagi untuk pembentukan warna cerah kehijauan di laut. Pantulan dari langit sebenarnya juga berperan tetapi hanya berperan kecil. Lalu kenapa kalo air itu menyerap cahaya warna biru, kenapa air yang di sungai warnanya coklat muda atau kadang – kadang coklat pekat? Pada dasarnya hampir sama seperti pada segelas air, lapisan air di sungai ini kurang cukup untuk melakukan penyerapan warna. Efek warna coklat disebabkan oleh endapan – endapan yang terkandung pada air sungai, karena biasanya sungai memiliki endapan lumpur atau tanah. Endapan ini sangat berpengaruh pada proses pembentukan warna air sungai.

 (sumber: http://renitanggraini.wordpress.com/2011/03/18/pengaruh-cahaya-pada-warna-laut/)   

Polusi Suara di Laut 

     Kebisingan bukan hanya menimpa daerah di kota-kota besar saja. Tingginya polusi suara ternyata juga terjadi di laut lepas. Tragisnya, polusi suara ini bikin para hewan laut terutama paus dan lumba-lumba jadi sulit berkomunikasi. Padahal mereka sangat tergantung pada komunikasi lewat gelombang laut untuk mencari makanan, pasangan, menghindari predator dan berpindah tempat. Akibatnya populasi mereka pun semakin berkurang jumlahnya. Peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), mengatakan bahwa, polusi suara di laut paling banyak disebabkan oleh sistem uji sonar kapal selam, tembakan pistol hampa kapal perusahaan minyak laut, dan lalu lintas kapal barang. Hasil penelitian Penn State University, Amerika Serikat menemukan fakta bahwa saking bisingnya lautan, beberapa jenis paus sampai harus berteriak untuk bisa berkomunikasi. Salah satunya paus jenis North Atlantic Right Whales yang harus meningkatkan volume suaranya supaya bisa mengarahkan rombongan mereka. Penelitian di Cornell Univesity, Amerika Serikat di tahun 2007 juga menunjukkan kalau paus jenis Balin hampir punah karena mereka sulit menemukan pasangannya untuk kawin dan bereproduksi.
     Sebab paus ini hidup di sekitar pelabuhan Boston yang ramai dengan kapal dagang dan wisata. Menurut Department of Conservation (DOC), Amerika Serikat, akibat polusi suara ini, sepanjang 25 tahun terakhir setiap tahunnya, selalu ada ratusan paus dan lumba-lumba yang terdampar di pantai hingga mati. Contoh kasus yang paling dekat adalah kasus terdamparnya 100 paus pilot di satu pantai Selandia Baru pada bulan Februari kemarin. Sebagian besar paus ini mati sebelum sempat diselamatkan.
 (sumber : http://m.gadis.co.id/article/mobArticleDetail.aspx?mc=001&smc=006&ar=143)

0 komentar:

Posting Komentar

Sharing bersama gan © 2008 Template by:
SkinCorner