Kamis, 23 Mei 2013

kasus bleaching terumbu karang


Murdered By Who?

Kerusakan terumbu karang diakibatkan oleh adanya suatu gejala yaitu gejala pemanasan global. Karena pemanasan global ini mengakibatkan suhu air laut meningkat. Disamping gejala alam, berikut ini merupakan aktivitas manusia yang turut serta memberikan dampak buruk bagi kehidupan terumbu karang yaitu:
1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
8. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi terumbu karang.
Dari kedelapan hasil diskusi kami maka terbukti bahwa kerusakan terbesar terumbu karang disebabkan oleh aktivitas manusia. Perbandingan skala persentase antara kerusakan terumbu karang oleh alam dengan manusia berbanding sebesar 20:80 persen.
Kerusakan terumbu karang ini sangat mengancam bagi biota lain karena banyak biota yang melakukan hubungan asosiasi dengan terumbu karang ini, seperti ikan anemon, hewan karang, ikan karang dan zooxanthellae. Bentuk asosiasi antara terumbu karang dan zooxanthellae yang akan kita bahas. Bentuk asosiasi antara keduanya yaitu peranan zooxanthellae dalam proses kalsifikasi dapat di jelaskan sebagai berikut. Dasar dari proses kalsifikasi merupakan reaksi antara Ca2+ dan CO32- dan masing-masing ion tersebut diangkut menuju kelokasi terjadinya kalsifikasi melalui jalur yang berlainan. Jadi jika tidak ada zooxanthellae maka terumbu tidak akan mendapat asupan nutrisi dan pembentukan CO32- pun akan terhambat.
Pada umumnya terumbu karang akan mengalami bleaching di suhu 30oC namun karena adanya aklimatisasi maka terumbu karang mampu beradaptasi di suhu 30oC dan mengalami bleaching tidak pada suhu 30oC lagi, mungkin terumbu karang akan mulai bleaching di suhu yang lebih tinggi yaitu 31oC. Maka dengan begitu dapat disimpulkan juga bahwa kekuatan ekosistem terumbu karang akan semakin kuat. Karena terumbu karang menjadi lebih kuat dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungannya.

Studi kasus tentang tumpahan minyak terhadap ekosistem mangrove

  Banyak orang yang kurang mengetahui manfaat mangrove atau apa itu mangrove. Mangrove adalah komunitas pepohonan yang biasanya berada di antara lautan dan daratan, daerah di pepohonan ini sangat dipengaruhi oleh arus pasang-surut. Mangrove mempunyai toleransi terhadap salinitas yang sangat tinggi karena dimana tanaman biasa tidak dapat tumbuh subur, karena biasanya hutan mangrove tumbuh subur di daerah delta dan aliran sungai yang besar dengan muara yang lebar.

Ekosistem mangrove mempunyai banyak manfaat terhadap manusia, manfaat yang dimaksud dapat berarti manfaat secara langsung dan tidak langsung.
Contoh manfaat yang tidak langsung adalah seperti :
  1. Mangrove dapat menjernihkan air yang berada di sekitarnya, karena di mangrove terdapat banyak biot biota kecil yang tumbuh menempel atau di dasar sekitar akar akar mangrove, bioa biota ini di indikasikan dapat membantu menjernihkan air.
  2. Mangrove dapat memberikan nutrisi bagi organisme organisme yang hidup di sekitar hutan mangrove, nutrisi ini didapatkan melalui proses kimia yang berlangsung pada mangrove karena mangrove juga mempunyai peran dalam salah satu contoh proses kimia yaitu siklus karbon.
  3. Rantai makanan yang terjadi di daerah hutan mangrove sangat kompleks dan mangrove merupakan awal dari rantai makanan tersebut karena mangrove menyediakan makanan bagi biota biota kecil yang tinggal di sekitaran mangrove.

Contoh manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh manusia diantaranya adalah :
  1. Semua dari bagian mangrove seperti akar, batang dapat diolah menjadi bahan obat obatan bermanfaat bagi manusia.
  2. Kayu yang didapat dari pohon mangrove merupakan kayu yang sangat kuat, oleh karena itu kayu yang didapat dari hutan mangrove dapat dijadikan bahan bangunan, kayu yang didapat dari pohon mangrove dapat dijadikan pilihan yang tepat untuk bahan bangunan karena selain kualitas yang kuat, harga kayu dari pohon mangrove ini mempunyai harga yang murah.
Kelangsungan hidup berbagai organisme yang ada di sekitaran mangrove berjalan dengan normal, akan tetapi selalu ada saja faktor yang merusak keseimbangan ekosistem, dan yang biasanya merusak adalah manusia. Contoh hal yang diakibatkan oleh manusia yang dapat merusak keseimbangan ekosistem mangrove adalah tumpahan minyak terjadi di daerah hutan mangrove.

Pengaruh tumpahan minyak terhadap ekosistem mangrove adalah seperti merusak ekosistem mangrove secara fisik, kimia dan biologis. Kerusakan secara fisik dengan adanya tumpahan minyak akibatnya adalah seperti permukaan air laut pada daerah ekosistem mangrove akan tertutup oleh minyak. Dengan adanya tumpahan minyak pada daerah ekosistem mangrove maka minyak akan menutupi lentisel mangrove sehingga akan mengakibatkan kematian pada mangrove. Secara kimia, karena minyak bumi tergolong senyawa aromatik hidrokarbon maka dapat bersifat racun. Sedangkan secara biologi adanya buangan atau tumpahan minyak dapat mempengaruhi kehidupan organisme-organisme yang hidup disekitarnya.

Tumpahan minyak bumi di daerah ekosistem mangrove akan membentuk lapisan filem pada permukaan air laut di daerah ekosistem mangrove, emulsi atau mengendap dan diserap oleh sedimen-sedimen yang berada di dasar perairan. Minyak yang membentuk lapisan filem pada permukaan laut di daerah yang akan menyebabkan terganggunya proses fotosintesis dan respirasi organisme-organisme yang hidup di dalam ekosistem mangrove. Sementara minyak yang teremulsi dalam air akan mempengaruhi epitelial insang ikan sehingga mengganggu proses respirasi. Sedangkan minyak yang terabsorbsi oleh sedimen di dasar perairan akan menutupi lapisan atas sedimen tersebut sehingga akan mematikan organisme penghuni dasar pada ekosisitem mangrove dan juga meracuni daerah pemijahan karena salah satu manfaat ekosistem mangrove bagi ikan ikan adalah sebagai tempat nursery ground, dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi berbagai jenis ikan, krustase dan moluska.

Komponen minyak tidak larut di dalam air akan mengapung pada permukaan air laut yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Hal ini mempunyai pengaruh yang luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan.

Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh terhadap reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut yang ada di di dalam ekosistem mangrove, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar. Maka dapat dibilang bahwa kasus tumpahan minyak yang terjadi ini merupakan pembunuh berantai karena ekosistem yang terdapat di daerah mangrove dapat terganggu bahkan mati karena pengaruh buruk minyak yang sangat banyak dan menyambar ke berbagai biota biota lain disitu.

Selasa, 30 April 2013

Profil International Seabed Authorithy (ISA)



International Seabed Authority (ISA) adalah organisasi internasional otonom yang didirikan berdasarkan 1982 Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan Perjanjian 1994 yang berkaitan dengan Pelaksanaan Bab XI dari Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Karena diketahui bahwa eksplorasi dan eksploitasi di dasar laut dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar, maka organisasi ini didirikan untuk membatasi dan mengawasi pihak pihak yang melakukan hal tersebut agar tidak berlebihan seperti pihak Negara maju. sesuai dengan rezim untuk lantai dasar laut dan laut dan tanah dibawahnya di luar batas yurisdiksi nasional (Kawasan) terdapat pada Bab XI dan Perjanjian, mengatur dan mengendalikan kegiatan di Kawasan, terutama dengan maksud untuk mengelola sumber daya daerah.
Selanjutnya organisasi ini dikenal sebagai “otorita”. Otorita adalah organisasi yang melaluinya Serikat Pihak Konvensi, Otoritas, yang memiliki kantor pusat di Kingston, Jamaika, terbentuk pada  tanggal 16 November 1994, setelah adanya desakan dari hasil Konvensi tahun 1982. Otorita mulai beroperasi secara penuh sebagai organisasi internasional otonom pada bulan Juni 1996, ketika mengambil alih tempat dan fasilitas di Kingston, Jamaika, sebelumnya digunakan oleh Perserikatan Bangsa Kingston Kantor PBB untuk Hukum Laut. Rapat Otorita diadakan di Pusat Konferensi Jamaika di pusat kota Kingston. Situs web Otoritas Dasar Laut Internasional berisi informasi terperinci mengenai organ Otorita, termasuk Majelis, Dewan, Komisi Hukum dan Teknik, Komite Keuangan dan Sekretariat. Situs ini juga mencakup daftar lengkap dokumen yang dikeluarkan oleh Otoritas di setiap sesinya, dan teks lengkap dari dokumen terpilih. Terdapat daftar daftar Negara yang bergabung dalam organisasi ini, yaitu :
Tabel 1. Daftar Anggota the International Seabed Authority (ISA) Sampai 8 Januari 2013
 Albania
Dominica
Lithuania
Romania
Algeria 
Dominican Republic
Luxembourg
Russian Federation
Angola
Ecuador
Madagascar
Saint Kitts and Nevis
Antigua and Barbuda
Egypt
Malawi
Saint Lucia
Argentina
Equatorial Guinea
Malaysia
Saint Vincent and the Grenadines
Armenia
Estonia
Maldives
Samoa
Australia
European Union
Mali
Sao Tome and Principe
Austria
Fiji
Malta
Saudi Arabia
Bahamas
Finland
Marshall Islands
Senegal
Bahrain
France
Mauritania
Seychelles
Bangladesh
Gabon
Mauritius
Sierra Leone
Barbados
Gambia
Mexico
Singapore
Belarus
Georgia
Micronesia (Federated States of)
Slovakia
Belgium
Germany
Monaco
Slovenia
Belize
Ghana
Mongolia
Solomon Islands
Benin
Greece
Montenegro
Somalia
Bolivia
Grenada
Morocco
South Africa
Bosnia and Herzegovina
Guatemala
Mozambique
Spain
Botswana
Guinea
Myanmar
Sri Lanka
Brazil
Guinea-Bissau
Namibia
Sudan
Brunei Darussalam
Guyana
Nauru
Suriname
Bulgaria
Haiti
Nepal
Swaziland
Burkina Faso
Honduras
Netherlands
Sweden
Cameroon
Hungary
New Zealand
Switzerland
Canada
Iceland
Nicaragua
Thailand
Cape Verde
India
Nigeria
The Former Yugoslav Republic of Macedonia
Chad
Indonesia
Niue
Timor-Leste
Chile
Iraq
Norway
Togo
China
Ireland
Oman
Tonga
Comoros
Italy
Pakistan
Trinidad & Tobago
Congo
Jamaica
Palau
Tunisia
Cook Islands
Japan
Panama
Tuvalu
Costa Rica
Jordan
Papua New Guinea
Uganda
Côte d'Ivoire
Kenya
Paraguay
Ukraine
Croatia
Kiribati
Philippines
United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland
Cuba
Kuwait
Poland
United Republic of Tanzania
Cyprus
Lao People's Democratic Republic
Portugal
Uruguay
Czech Republic
Latvia
Qatar

Vanuatu
Democratic Republic of the Congo
Lebanon
Republic of Korea
Vietnam
 Denmark
Lesotho
Republic of Moldova

Yemen

 Liberia
 Republic of Serbia

Zambia

Djibouti



Zimbabwe




Tugas organisasi ini sangat penting karena untuk menjaga dan mengawasi seluruh kegiatan penambangan yang terjadi agar tidak ada hak hak pihak lain yang dilanggar. Pada tahun 1970, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di kawasan dasar laut menjadi industri pertambangan yang sangat mahal nilainya bagi kepentingan ekonomi karena bukan hanya campuran emas tetapi terdaopat kandungan campuran mineral lain yang setelah diteliti ternyata mempunyai kualitas yang sangat tinggi. Sehingga kegiatan di Kawasan Dasar Laut perlu diatur, dan terdapat dalam Unclos pada Bab XI. Definisi Kawasan adalah “Area means the seabed and ocean floor and subsoil thereof, beyond the limits of national jurisdiction” , yang artinya “Kawasan berarti dasar laut, dasar samudera, dan tanah di bawahnya di luar batas-batas yurisdiksi nasional”.  Oleh karena itu semua pihak yang akan melakukan penambangan harus mendapatkan izin, Pihak yang melakukan produksi di Kawasan adalah negara atau perusahaan setelah mendapat izin dari ISBA tersebut sebagaimana diatur oleh Pasal 151 Konvensi Hukum Laut 1982

"Kode Pertambangan" mengacu pada seluruh seperangkat aturan, peraturan dan prosedur yang dikeluarkan oleh Otoritas Dasar Laut Internasional untuk mengatur calon, eksplorasi dan eksploitasi mineral laut di dasar laut di Area internasional (didefinisikan sebagai dasar laut dan tanah di bawahnya di luar batas yurisdiksi nasional). Semua aturan, peraturan dan prosedur yang dikeluarkan dalam kerangka hukum umum yang ditetapkan oleh 1982 Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan 1994 yang Melaksanakan Perjanjian yang berkaitan dengan penambangan dasar laut dalam. Sampai saat ini, Otorita telah mengeluarkan Peraturan Prospecting dan Eksplorasi Nodul polimetalik di Kawasan (diadopsi 13 Juli 2000), Peraturan tentang Prospecting dan Eksplorasi Sulfida polimetalik di Kawasan

(diadopsi 7 Mei 2010) dan Peraturan Prospecting dan Eksplorasi untuk Kerak Cobalt-Kaya (diadopsi Juli 2012 27). Peraturan ini termasuk formulir yang diperlukan untuk mengajukan hak eksplorasi serta persyaratan standar kontrak eksplorasi. Set lengkap peraturan ini akan membentuk bagian dari Kode Pertambangan bersama dengan rekomendasi oleh Komisi Hukum dan Teknik Otoritas untuk bimbingan kontraktor pada penilaian dampak lingkungan dari eksplorasi nodul polimetalik.



Sumber acuan :


Sharing bersama gan © 2008 Template by:
SkinCorner