Murdered By Who?
Kerusakan
terumbu karang diakibatkan oleh adanya suatu gejala yaitu gejala pemanasan
global. Karena pemanasan global ini mengakibatkan suhu air laut meningkat. Disamping
gejala alam, berikut ini merupakan aktivitas manusia yang turut serta
memberikan dampak buruk bagi kehidupan terumbu karang yaitu:
1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut
merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan
penyelaman hanya untuk melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka
menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan
saja dapat membunuh terumbu karang.
2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat
mencemari air laut.
3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan
pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di
lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu
kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut
melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air
yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya
mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang
sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada
pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di
bawahnya.
6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan
pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah
dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas
pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan
karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan
menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
8. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan
terumbu karang juga berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella
salah satu predator bagi terumbu karang.
Dari kedelapan hasil diskusi kami maka
terbukti bahwa kerusakan terbesar terumbu karang disebabkan oleh aktivitas
manusia. Perbandingan skala persentase antara kerusakan terumbu karang oleh
alam dengan manusia berbanding sebesar 20:80 persen.
Kerusakan terumbu karang ini sangat
mengancam bagi biota lain karena banyak biota yang melakukan hubungan asosiasi
dengan terumbu karang ini, seperti ikan anemon, hewan karang, ikan karang dan zooxanthellae.
Bentuk asosiasi antara terumbu karang dan zooxanthellae yang akan kita bahas.
Bentuk asosiasi antara keduanya yaitu peranan
zooxanthellae dalam proses kalsifikasi dapat di jelaskan sebagai berikut. Dasar
dari proses kalsifikasi merupakan reaksi antara Ca2+ dan CO32-
dan masing-masing ion tersebut diangkut menuju kelokasi terjadinya kalsifikasi
melalui jalur yang berlainan. Jadi jika tidak ada zooxanthellae maka terumbu
tidak akan mendapat asupan nutrisi dan pembentukan CO32-
pun akan terhambat.
Pada umumnya
terumbu karang akan mengalami bleaching di suhu 30oC namun karena
adanya aklimatisasi maka terumbu karang mampu beradaptasi di suhu 30oC
dan mengalami bleaching tidak pada suhu 30oC lagi, mungkin terumbu
karang akan mulai bleaching di suhu yang lebih tinggi yaitu 31oC.
Maka dengan begitu dapat disimpulkan juga bahwa kekuatan ekosistem terumbu
karang akan semakin kuat. Karena terumbu karang menjadi lebih kuat dalam
melakukan adaptasi terhadap lingkungannya.
0 komentar:
Posting Komentar